Kultum adalah singkatan dari kuliah tujuh menit, (istilah dalam bahasa Indonesia) yang biasanya populer di tengah masyarakat khususnya di Indonesia. Kuliah tujuh menit atau kultum biasanya dalam bentuk ceramah singkat yang disampaikan oleh seorang Ustadz/Ustadzah/Muballigh/Da’i di hadapan para jama’ah, baik di masjid, di mushollah, di kantor atau dimana saja tempat kegiatan keagamaan diselenggarakan. Kultum juga biasanya dapat didengar atau diakses melalui media sosial (medsos) seperti di era digitalisasi sekarang ini, di mana saja, dan kapan saja waktunya. Karena sifatnya yang singkat, maka kultum itu sebaiknya disampaikan dengan materi (isi) yang padat namun tetap memiliki makna yang mendalam dan memperhatikan kualitas materi serta metode penyampaian yang menarik. Mengasah skill berbicara dan tampil di depan orang banyak melalui kultum/ceramah/pidato tentulah tidak mudah, dibutuhkan persiapan dan latihan yang sering agar nantinya menjadi terbiasa dan profesioanal. Agar kultum yang disampaikan bisa menarik dan berkualitas, maka berikut tips yang harus diperhatikan.

 

  1. Pilihlah Judul/topik yang up to date (sesuai informasi/kejadian terbaru atau berita terkini yang sedang viral di medsos). Bagi yang masih pemula, sebaiknya memilih materi yang mudah dan gampang dikuasai
  2. Membuat konsep sederhana atau poin-poin (garis besar materi yang akan disampaikan) dan kalau perlu menghafalnya
  3. Penyampaian bahasa yang lugas, luwes (poin-poin materi yang penting, sederhana, mudah dipahami oleh audiens atau banyak kalangan)
  4. Memberikan contoh kejadian (baik masa lalu atau yang sedang viral) atau bisa juga dengan ilustrasi/analogi Yang penting relevan sesuai apa yang disampaikan
  5. Ekspresi wajah, suara (intonasi) yang sesuai dengan konten/materi, kondisi audiens, acara, dan tempat
  6. Memperhatikan 3 hal pokok dalam kultum, yakni pengantar (muqaddimah), materi inti dan
  7. Tak kalah pentingnya yakni penampilan (performance), baik pakaian, kerapian, sikap, keramahan, dan senyum.

 

Langkah-langkah persiapan kultum/performance. (Penjelasan ke tujuh poin di atas)

Memilih judul kultum cukup penting dan berpengaruh dalam memudahkan penguasaan materi dan penyampaiannya (khususnya bagi pemula). Untuk itu disarankan membahas materi-materi yang ringan dulu misalnya judul tentang “Pentingnya shalat lima waktu”, “Keutamaan shalat berjama’ah”, “Berbakti kepada kedua orangtua”, “Pentingnya menuntut ilmu”, “Makna sabar, Ikhlas dalam kehidupan”, dan lain sebagainya. Setelah memilih atau menentukan judul, Langkah selanjutnya membuat konsep sederhana. Konsep tersebut kemudian dibaca berulang- ulang agar lancar dan pada akhirnya (mungkin) bisa dihafal, mudah dikuasai. Penting untuk diingat bahwa karena materi kultum itu berkaitan dengan nasehat agama, ajakan, peningkatan iman & taqwa, pendidikan akhlak/karakter, motivasi hidup dan sebagainya maka sangat perlu menyampaikan satu atau dua ayat al-Qur’an yang terkait dengan isi materi.

Demikian juga hadits, cukup satu atau dua. Pilih ayat dan hadits yang pendek. Pastikan ayat yang dibaca benar, fashih dan tidak salah. Kalau hadits, boleh menyampaikan arti atau maknanya saja, apalagi hadits yang sudah sangat familiar didengar atau diketahui oleh jama’ah. Materi kultum terdiri dari 3 aspek utama: pengantar (muqaddimah), isi materi, dan penutup. Pengantar tidak perlu panjang, setelah salam pembuka, baca puji-pujian kepada Allah SWT, shalawat Nabi (simple saja, durasi maksimal semenit). Isi materi sekitar 5 menit, dan penutup maksimal semenit. (noted: untuk kultum, tidak perlu lagi kesimpulan). Setelah pengantar, langsung masuk inti materi. Disinilah pentingnya poin-poin yang telah disiapkan sebelumnya.

Kembali masalah konsep materi tadi, perhatikan bahasa yang mudah dipahami/dimengerti. Karena salah satu indikator ceramah/kultum yang baik bilamana maksud dan tujuan dakwah tersampaikan dengan baik, jelas dan mudah dimengerti oleh jama’ah (audiens). Sebab itu, tidak perlu menggunakan bahasa-bahasa ilmiah yang banyak dan sulit, karena justru bisa membuat jama’ah yang tidak paham, jadi bingung, dan akhirnya responnya pun tidak tertarik lagi untuk mendengar dan memperhatikan isi ceramah/kultum. (noted: bedakan saat kita bikin makalah ilmiah dan mempresentasikan dalam diskusi, penggunaan bahasa atau istilah ilmiah adalah sesuatu yang sangat wajar dan tepat).

Selanjutnya, materi kultum bisa juga diangkat dari kejadian atau peristiwa yang sedang hangat/ramai dibicarakan di masyarakat (istilah saat ini, berita viral). Nah, kasus-kasus yang lagi viral itu, bisa diambil sebagai contoh konkrit/realita kehidupan dan atau sekedar ilustrasi. Contoh atau ilustrasi juga bisa diangkat dari kisah-kisah para Nabi/Rasul, orang-orang shaleh, ummat terdahulu. Yang harus selalu diingat dan diperhatikan, ini kultum. Jadi, contoh itu singkat, padat (bukan bercerita panjang seperti orang yang berdongeng). Tahap berikutnya adalah penampilan (performance). Salah satu daya tarik Ketika tampil di depan orang banyak yakni penampilan. Karena hal itu bagian dari kesan tersendiri bagi jama’ah/orang yang melihat kita.

Untuk itu, perhatikan baik-baik cara berpakaian, sikap saat menyampaikan kultum, ekspresi wajah dan senyum. Pandanglah jama’ah dengan penuh perhatian, senyum sebelum dan pada saat kita berbicara. Hindarkan wajah selalu melihat ke bawah, atau ke atas atau hanya fokus pada bagian tertentu di depan kita, terlebih lagi dengan wajah yang tanpa senyum dari awal hingga akhir. Tidak perlu merasa malu, apalagi minder, tetap tenang dan tetaplah percaya diri serta yakin bahwa kita bisa tampil dengan baik dan maksimal. Hal yang sangat penting juga adalah suara (intonasi) yang baik, jelas terdengar dan mengatur volume/intonasi suara, jeda suara (titik koma bicara) juga selalu diperhatikan. Biasanya ekspresi wajah dan intonasi suara itu simultan (berbarengan) dan apa adanya, tidak dibuat-di buat.

Terakhir adalah banyak berlatih sebelum tampil. Pastikan segala sesuatunya sudah siap dan penuh percaya diri. Ingat, terampil berbicara depan orang banyak adalah life skill (kecakapan hidup) yang tidak semua orang miliki. Potensi /talenta yang satu ini sangat membutuhkan latihan yang terus menerus (continue) sehingga menjadi terbiasa dan professional. Kemampuan “public speaking” sudah menjadi profesi yang sangat banyak diminati dan dibutuhkan di zaman sekarang ini. Membangun kepercayaan diri (terutama bagi kalian yang masih pelajar) salah satunya melalui kegiatan (latihan) kultum yang menjadi salah satu program sekolah (kesiswaan). Semoga artikel singkat ini, dapat membantu siapa pun yang ingin memulai belajar kultum/ceramah/pidato. Nantikan edisi artikel selanjutnya melalui link/website Mayasya. Selamat mencoba, semoga sukses bagi Anda.

 

Oleh: Ust. Abul Abbas Asshafah

*Penulis (tenaga pengajar di MA Al-Azhar Asy-Syarif Indonesia Filial MAN 4 Jakarta)

 

 

Mayasya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *